
Peristiwa “buruk” yang kita alami kadang terjadi berulang dalam hidup kita. Seolah ada polanya.
Tahun 2017 nyaris bangkrut, setelah diingat-ingat dulu 2007 juga cash-flow ancur. Duh kok berulang. 1998 pernah diputusin calon istri, 2008 berantem berat, eh 2018 kok ya terjadi lagi goncangan rumah tangga. Kok berulang?
Itu kenapa kira-kira. Siklus perbintangan? Siklus politik? Siklus oriental? *Eh itu sih sirkus ding.
Buat saya itu tandanya Tuhan masih kasih kesempatan “remedial”.
Kenapa? Ya karena pelajaran yang mestinya dikuasai saat ujian tadi tiba, ternyata nggak dikuasai juga. Ya wajar kalau diulang-ulang.
Kenalan saya tahun lalu ada yang nyaris bangkrut karena salah kelola hutang. Yang bikin geleng-geleng kepala ini kejadian ke-3 sepanjang karirnya sebagai pebisnis. Pernah terjadi, dan terjadi lagi.
Maka pas dia mulai nyalahin ini itu akibat hutang menumpuk. Saya cuma bilang “hellooow .. remedial kali Bro”
Trus gimana biar kalau berulang kita bisa dapat pelajarannya. Simple. Pertama, sebenernya gak ada peristiwa “buruk”. Peristiwa ya peristiwa aja, bahwa yang kita nggak kehendaki terjadi, ya marilah kita move on mikirin apa yang kita inginkan untuk terjadi.
Maka ajukan 3 pertanyaan ini:
1. Apa yang terjadi? Jawab jujur. Jangan denial seolah semua baik-baik saja, jangan sibuk cari pembenaran, jangan sibuk nyalahin pihak lain. Simply jawab sejujurnya, uraikan peristiwa yang terjadi, faktual.
2. Pelajaran apa yang bisa kamu ambil dari peristiwa tadi? Analisa lah dikit. Kok utang numpuk itu gimana ceritanya, learningnya apa? Kok pasangan sampai pengen pisah itu ada apa, dapat pelajaran apa?
3. Dari pelajaran tadi, apa yang akan kamu lakukan di masa mendatang untuk mencegah peristiwa tadi berulang? Mosok pengen terjadi lagi? Nagih bos? Kalau nggak ya susun aksi konkret biar nggak berulang.
Gampang kan? What? Enggak?
Pertanyaannya gampang, tapi memang jawabannya butuh untuk kita “detached”, butuh untuk jernih, butuh untuk gak baper, butuh komitmen kuat.
Butuh seseorang buat menjaga komitmen tadi.
Maka wajar kalau di saat seperti itu kamu merasa butuh come to Papa.
Catatan :
Solusi supaya tidak remedial
– Perbesar plafon jiwa
– Perbesar plafon rezeki
By: Fauzi Rachmanto
#praktekimpian
#praktekmarketinglangit
#plafonjiwa
#plafonrezeki