DARI UTANG RATUSAN JUTA HINGGA UMRAH BERSAMA

Sudah biasa ditolak, itulah yang justru membuat Bu Yanti jadi tahan uji. la tak mudah baper saat awal berjuang menjual produk. Pengalaman hidup yang keras menguatkannya untuk terus melangkah, bahkan saat peluang tampak kecil dan penuh tantangan. Dari hutang ratusan juta, kini Bu Yanti sudah bisa menikmati pendapatan puluhan juta per bulan dari bisnis NASA.

NASA: Kerja Keras adalah Modal Utama
Bu Yanti memulai bisnis NASA nyaris tanpa modal. Ia berani berjualan tanpa punya stok produk. “Saya promosi ke teman-teman kerja. Banyak yang nolak. Tapi karena saya sudah biasa ditolak dan hidup susah, saya terus jalan,” kenangnya. Meski belum bisa ikut pelatihan langsung, ia aktif menyimak materi dari grup, belajar pelan-pelan, dan mengantar produk sendiri ke pelanggan.

Di NASA ia merasa menemukan jalan yang tepat, usaha tanpa utang bank dan tanpa risiko besar. Hanya dalam waktu satu tahun, penghasilannya dari NASA melampaui gajinya di pabrik. Ia pun memutuskan fokus penuh di bisnis ini dan mulai serius belajar dari para upline. Dua tahun setelah bergabung, tepatnya tahun 2019, Bu Yanti resmi menjadi stockist. Hasilnya langsung terasa, pendapatannya saat itu mencapai Rp 10 juta per bulan. “Alhamdulillah, anak-anak bisa sekolah lebih layak, rumah direnovasi, dan motor dibeli secara tunai,” ujarnya penuh syukur.

Tak berhenti di situ. Di tengah pandemi, bisnisnya justru makin berkembang. Ia bisa membeli mobil, aktif berbagi dalam program Jumat Berkah, dan kini bersiap menunaikan umrah bersama orangtuanya.

Perantara Rezeki Bagi Orang Lain
Bagi Bu Yanti, NASA bukan sekadar peluang usaha namun jalan perubahan. Bersama suaminya, Pak Aping, mereka kini membina lima stockist yang tumbuh bersama dalam semangat berbagi dan belajar. la dikenal sebagai mitra yang aktif dan suka blusukan, tak segan mengajak rombongan dengan mobil sewaan demi menghadiri pelatihan KDI. “Saya nggak pintar ngajar, jadi saya ajak mereka ketemu langsung dengan para mentor,” akunya jujur.

Dengan latar pendidikan sederhana, Bu Yanti yang lulusan SMP dan suaminya lulusan SD berhasil membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari keberanian bermimpi dan semangat berbagi. Sebagian besar jaringannya adalah para emak-emak yang awalnya gagap teknologi. Tapi Bu Yanti percaya, keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. “Salah satu stockist saya baru bisa pakai HP Android setelah kenal NASA. Sekarang, Insya Allah, siap umrah bareng,” ucapnya sambil menahan haru.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *