Pagi-pagi seorang ibu berumur sekitar 40 tahun keluar rumah dengan berjalan kaki kurang lebih 1 KM menuju TK tempat dia mengajar.
Sepanjang perjalanan dia tak henti berdoa
Ketika bertemu anak kecil yang main di depan rumah, nampak bibirnya bergerak-gerak, “Ya Allah jadikan anak ini senantiasa sehat, pintar, semakin sholeh dan membahagiakan kedua orang tuanya.”
Ketika melewati rumah yang bagus, dia berdoa, “Ya Allah jadikan pemilik rumah ini senantiasa sehat, semakin sholeh, semakin sukses dan bahagia dunia akhirat, rumahnya barakah.”
Ketika bertemu orang di sepanjang perjalanan, dia berusaha untuk menyapa. Bahkan ketemu dengan orang yang dulu pernah memfitnah pun menyapa dan tentu mendoakan dengan doa yang baik-baik. “Ya Allah jadikan dia sekeluarga senantiasa sehat, semakin shalih, semakin sukses, dan bahagia dunia akhirat.”
Di sekolah dia mendidik murid-muridnya sebaik mungkin. Menyayangi murid-muridnya seperti anaknya sendiri.
Ketika ada yang bertanya mengapa ibu itu semangat melakukan kebaikan, dia menjawab,
“Semua yang saya lakukan sejatinya untuk diri saya sendiri. Jadi saya tidak menuntut balasan manusia, tetapi saya meyakini bahwa siapa yang menanam kebaikan akan panen kebaikan dan siapa yang menanam keburukan akan panen keburukan. “
…..
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal psikologi Translational Issues in Psychological Science, para peneliti dari New York University menemukan hubungan antara melakukan kebaikan secara rutin dengan peningkatan kesehatan mental dan fisik.
-Peneliti membagi lebih dari 600 orang yang mengalami depresi ringan menjadi tiga kelompok.
-Kelompok pertama diminta untuk mencintai diri sendiri dan mengucapkan kata-kata positif selama 10 menit.
-Kelompok kedua diminta untuk melakukan kebaikan setiap harinya kepada siapapun secara acak.
-kelompok ketiga diminta untuk menuliskan apa yang mereka rasakan dalam sebuah blog.
Setelah dua bulan, para peneliti menemukan bahwa mereka yang berada dalam kelompok kedua menunjukkan pengurangan tingkat depresi dan peningkatan kepuasan hidup yang paling tinggi diantara dua kelompok lainnya.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan memberikan bantuan atau menyenangkan orang lain, ternyata juga dapat meningkatkan kebahagiaan.
Sumber: ig @newidapsikiater