
🌅🌨️
Sebuah lembaga penelitian di Toronto, Kanada, melakukan riset tentang kebiasaan. Uji coba dilakukan terhadap dua ekor belalang peloncat (grasshopper-Ing.). Disebut peloncat karena untuk pindah dari satu tempat ke tempat yang lain ia tidak berjalan, tapi meloncat. Loncatannya kadangkala mencapai satu meter. Mereka letakkan belalang ini dalam tabung kaca yang separuhnya berisi air. Setelah itu tabung ditutup rapat dengan tembaga. Agar tidak mati tenggelam, tentu belalang ingin keluar dari tabung. Untuk itu ia meloncat. Namun, setiap kali berusaha, ia membentur tutup tembaga. Dan begitu seterusnya.
Lambat laun ia tidak berusaha sama sekali. Karena jika memaksakan diri, ia akan selalu membentur tutup tembaga itu. Pada saat itulah para peneliti membuka tutup tembaga tersebut dan membiarkan tabung terbuka. Apa yang terjadi? Belalang itu tidak berusaha membebaskan diri sama sekali. Sebab, ia sudah terbiasa tidak berusaha karena program yang telah ada dalam dirinya. la terus diam di air hingga tenggelam dan mati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seekor belalang yang aktif meloncat tinggi dari satu tempat ke tempat lain ternyata putus harapan setelah mencoba beberapa kali. Ia telah diprogram oleh kebiasaan baru yang membuatnya tidak berusaha meloncat lagi meskipun untuk menyelamatkan diri. Mengapa demikian? Karena peristiwa yang sudah berkali-kali dilakukan, akumulasi pengalaman, dan hasil yang dialami menyebabkan kebiasaan tidak berusaha meloncat meskipun tutup tabung sudah dibuka.
Pada akhir riset, para peneliti menambahkan bahwa kebiasaan manusia terbentuk dengan cara yang sama, yaitu pengulangan perilaku, kemudian diikat oleh perasaan. Maka, terbentuklah file khusus yang berkaitan dengan kebiasaan itu. Setiap kali perilaku itu diulang maka kuatlah rekaman yang tersimpan di akal bawah sadar. Jika pada kesempatan lain ia menghadapi kondisi yang sama maka ia akan bersikap sama.
🌅🌨️
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa cara hidup sebagian orang diprogram oleh dunia di luar dirinya. Dari waktu ke waktu ia hanya mengeluhkan apa yang terjadi padanya, tapi tidak melakukan apa pun untuk membuat perubahan positif. Hidupnya monoton dan keluh kesah menjadi kebiasaan.
Contohnya adalah kebiasaan merokok yang tersebar luas di dunia. Setiap perokok tahu betul bahwa kebiasaan ini negatif dan berbahaya. Mereka juga tahu bahwa lembaga kesehatan di seluruh dunia mengingatkan bahwa merokok dapat menyebabkan segala macam kanker, pembekuan, hilang ingatan, gagal ginjal, dan lemah syahwat. Lebih dari itu, semua tahu bahwa hukum merokok itu haram karena berdampak negatif terhadap kesehatan, mental, seksualitas, dan keuangan. Selain itu, merokok juga berdampak tidak baik bagi orang lain bahkan bisa menimbulkan berbagai penyakit. Anehnya, banyak orang tetap merokok! Mengapa demikian? Karena sudah menjadi kebiasaan yang tersimpan kuat di dalam akal bawah sadarnya yang dihubungkan dengan kebahagiaan, ketenangan, dan cara menghindar dari problem tertentu. Banyak orang berusaha lari dari kebiasaan buruk ini. Untuk beberapa lama mereka berhasil tidak menjamah rokok. Namun, ketika menghadapi persoalan hidup, ia kembali merokok. Karena, merokok sudah biasa dijadikan sebagai cara melarikan diri dari masalah yang dihadapi untuk mendapatkan ketenangan.
Hal serupa juga terjadi pada seorang pencandu narkoba atau minuman keras. Mula-mula ia mengonsumsi narkoba atau mi numan keras hanya sesekali. Kemudian ia lakukan berkali-kali hingga menjadi bagian dari hidupnya. Pada akhirnya kegiatan ini menjadi kebiasaannya. Ketika berusaha menjauhinya, ia mendapat penolakan batin dari pikiran dan program yang ia buat sendiri.
Jutaan orang berusaha mengurangi berat badan yang dipenuhi lemak yang menurut penelitian medis menyebabkan banyak penyakit, terutama penyakit jantung. Mereka ikut program diet. Namun, tidak lama kemudian mereka kembali pada kebiasaan lama mereka.
Kita bisa membandingkan setiap kebiasaan yang diprogram manusia sehingga menjadi kuat dan tidak bisa diubah. Hal ini membuat kita berpikir tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan kebiasaan? Bagaimana kebiasaan menguat hingga orang merasa sulit mengubahnya?
Kebiasaan adalah pikiran yang diciptakan seseorang dalam benaknya, kemudian dihubungkan dengan perasaan dan diulang ulang hingga akal meyakininya sebagai bagian dari perilakunya.
🌅🌨️
Kebiasaan terbentuk melalui 6 tahapan:
1. Berpikir
2. Perekaman
3. Pengulangan
4. Penyimpanan
5. Pengulangan
6. Kebiasaan.
Sumber: Dr. Ibrahim Elfiky (Buku Terapi Berpikir Positif)
#posthink
#komunitasberpikirpositif
#kisahinspiratifposthink
#divisipendidikan&pelatihanposthink
Ket : posthink = positive thinking